Jumat, 22 Mei 2009

TUNTUT HAKMU DARI NEGRIMU

J.F.Kennedy, mantan Presiden AS Legendaris pernah melontarkan sebuah aporisma: "Jangan kau tanya apa yang telah negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang telah kau berikan pada negaramu".

Sepintas mungkin ucapan Kennedy di atas terdengar begitu patriotik dan nasionalistik. Tapi bila diapresiasi secara kritis sebenarnya itu adalah sebuah aporisma yang elitis, terutama bagi kita mayoritas anak bangsa Indonesia yang nota-bene dari dulu hingga sekarang belum pernah merasakan arti nikmatnya berbangsa dan bernegara.Aporisma itu sama sekali tidak relevan dengan nasib kita.Sebagai warga negara yang sah, mengapa harus merasa malu atau tabu untuk mempertanyakan "jatah" kita dari kekayaaan negri ini ? Bukankah kandungan kekayaan negeri ini begitu melimpah ruah sehingga sapai-sampai orang menjulukinya "zamrud khatulistiwa" ?
Wahai saudaraku sama-sama anak bangsa yg termarjinalkan di negri sendiri, sesuingguhnya tak ada alasan bagi kita merasa hina bila mempertanyakan atau menuntut "bagian" kita dari kekayaan negeri ini. Itu adalah hak fundamental setiap anak bangsa yang tak bisa ditawar, diotak-atik apalagi untuk dianulir.Semua anak bangsa mempunyai jatah yang sama atas kekayaan negri ini.Bukan seperti yang berlaku selama ini, dimana kekayaan negri ini lebih sering disantap dengan rakus oleh segelintir anak bangsa di atas meja perjamuan elitis. Sementara kebanyakan anak bangsa yang lainnya sering cuma dapat sisa-sisa, bahkan tak sedikit dan tak jarang pula yang tak kebagian sama sekali. Sungguh tragis !
Oleh karena itu, wahai saudaraku.Mulai sekarang mari kita teriakkan dengan lantang tuntutan hak-hak fundamental kita, tentunya dengang modus yang santun, tidak anarkis dan konstitusional.Sedangkan tentang kontribusi kita pada negri ini tak usah diragukan lagi.Karena dengan sikap kita yang sabar selama ini, itu sudah merupakan bukti bahwa kita telah memiliki loyalitas yg luar biasa.Dan yang terpenting lagi, kepedulian kita untuk menyelamatkan negri ini dari kebangkrutan oleh eksploitasi segelintir anak bangsa yang mungkin tak punya nurani sebenarnya juga adalah bentuk kontribusi kita bagi bangsa ini.
Saudaraku, ayo wujudkan kepedulian itu dengan cara membangun meja perjamuan raksasa yang kapasitasnya dapat menampung seluruh anak bangsa untuk makan menu kekayaan negri ini secara berjama"ah di atas piring-piring keadailan dan kesetia-kawanan.
Mengakhiri tulisan ini aku ingin menyampaikan sebuah pesan: "Yakinlah saudaraku, kekayaan negri ini sungguh sangat cukup untuk memakmurkan seluruh warganya dalam kurun waktu seribu tahun. Namun sama sekali tidak cukup untuk memenuhi keserakahan dan ketamakan segelintir anak negri ini dalam waktu satu generasi !".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar